B.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara–cara melakukan pekerjaan. Penggunaan
alat kerja harus benar-benar di perhatikan oleh setiap perusahaan. Alat
keselamatan kerja juga harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja
nasional seperti penggunaan helm safety, jacket safety dan juga sepatu safety.
1. Kriteria Keselamatan kerja yaitu:
·
Keselamatan yang bertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
·
Keselamatan kerja adalah dari,
oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain, dan juga masyarakat pada
umumnya.
·
Sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan, cacat, dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang
baik adalah pintu gerbang utama bagi keamanan tenaga kerja.
·
Keselamatan kerja menyangkut
segenap proses produksi dan distribusi, baik barang, maupun jasa.
2.
Kategori
keselamatan kerja:
a.
Faktor kepribadian atau perilaku.
· Pekerja : latihannya, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar-belakang
pendidikan dan kebudayaan, sikap sosial serta karakteristik fisik.
· Lingkungan
pekerjaan : sikap dan kebijaksanaan dari para pengusaha serta manajer,
pengawas, penyelia serta kawan sekerja pada proyek
b. Faktor
fisik.
· Kondisi pekerjaan : ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak
terpisahkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, maupun oleh bahaya
terhadap kesehatan kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan material serta lokasi
dari pekerjaan itu. Oleh sebab itu usahakan selalu mematuhi standar kerja
dengan menggunakan alat keselamatan kerja seperti menggunakan sepatu safety dan
lain-lain.
· Penyingkiran bahaya mekanis : pemakaian pagar/batas, peralatan serta
prosedur untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi
yang berbahaya.
3.
Sasaran
keselamatan kerja yaitu:
a.
Mencegah terjadinya kecelakaan
ditempat kerja.
b. Mencegah
timbulnya penyakit akibat kerja.
c. Mencegah/mengurangi
kematian akibat kerja
d. Mencegah
atau mengurangi cacat tetap
e.
Mengamankan material, konstruksi,
pemakaian, pemeliharaan bangunan-bangunan,alat-alat kerja,mesin-mesin,dan
instalasi-instalasi.
f.
Meningkatkan produktivitas kerja
tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
g.
Menjamin tempat kerja yang
sehat,bersih,nyaman,dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat
kerja.
h.
Memperlancar, meningkatkan dan
mengamankan produksi, industri serta pembangunan. Kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia
C. SKETSA
Pengertian sketsa secara etimologi berasal dari
bahasa Yunani dari kata „Shedios extempore„, kemudian diadopsi ke bahasa
Inggris berarti „sketch‟, yang dimana pengertian adalah „begitu saja tanpa
persiapan‟. Sedangkan persamaan arti kata sketsa antara lain: „coretan, gambar,
ilustrasi, buram, coret, rencana, draf, konsep, skenario, ikhtisar, rangka,
rang-rangan, reka bentuk. Kalau di sederhanakan, pengertian sketsa adalah pra
rancangan gambar dengan medium garis.
Kata sketsa jika terkait karya
ciptaan maka muncul sebutan „sketser„ artinya (pencipta/seniman). Karena sketsa
atau sketser selalu menerapkan secara esensi adanya sebuah emosi, ekspresi dan
intuisi kedalaman kesan objek maka muncul lagi kata gambar (drawing).
Hasil dari akhir sikap seorang
seniman atau disebut sebagai para sketser adalah dapat dikaji melalui
kematangan goresannya sebelum ia mewujudkan berupa karya cipta seni rupa jadi.
Katakanlan melalui topik tulisan ini memilih gambar „sketsa‟;
Sketsa atau sket dalam bahasa
Inggris „Sketchs, berdasarkan arti dari pematung adalah “rancangan awal atau bagan
atau rencana ketika ia membuat suatu lukisan. Artinya menurut kelazimannya itu,
sketsa mengarah ke gambar kasar, yang bersifat temporer, baik di atas kertas
maupun juga berada di atas kanvas, sehingga suatu saat dapat berwujud „lukisan
yang sesungguhnya‟ (Ekoprawoto, Amran: 1997).
Berdasarkan
KBBI sketsa sebagai berikut
·
Lukisan cepat (hanya garis-garis besarnya)
·
Gambar rancangan; rengrengan; denah; bagan
·
Pelukisan dengna kata-kata
terkait suatu hal berupa garis besar; tulisan singkat; ikhtisar ringkas;
·
Berupa adegan pendek di tiap pertunjukan drama
(Muliono, Anton 1995).”
Menurut Meyers (1969), pengertian sketsa adalah gambar catatan. Ia
membedakannya
dengan gambar karya lengkap dan gambar karya studi. Dalam karya studi,
gambar merupakan eksplorasi teknis atau bentuk untuk penyelesaian lukisan,
patung, dan lain-lain. Umumnya penggambarannya bersifat menyoroti suatu rincian
dari bagian-bagian tertentu, seperti anatomi kepala, tangan ataupun bahu,
draperi, dan sebagainya demi mempelajari bentuk orang.
1.
Tujuan
Sketsa
•
Merekam sesuatu yang dapat
dilihat oleh seniman.
•
Merekam atau juga mengembangkan sebuah gagasan
untuk dipakai.
•
Dapat digunakan sebagai cara yang
singkat untuk menggambarkan citra, gagasan, atau prinsip.
2.
Jenis-Jenis
Sketsa
a.Gambar
Garis Besar
Gambar garis besar merupakan salah satu jenis
sketsa yang hanya berupa garis besar yang dapat membentuk garis besar dan
rincian gambar secara sederhana. Gambar garis besar ini bukanlah sebuah gambar
yang selesai sehingga bisa disebut juga sebagai pola awal dari sebuah gambar.
b.
Sketsa
Cepat
Berbeda dengan gambar pada garis besar, sketsa cepat merupakan sebuah
gambar garis besar yang sudah selesai. Pada sketsa cepat ini gambar juga sudah
berwujud bentuk dari gambar.
c.
Studi
Citra
Studi citra hanya berupa sebuah coretan dengan
cepat dan menunjukkan suatu bentuk gambar secara global. Jenis sketsa ini masih
kurang terperinci dalam suatu penataan pencahayaan tetapi sudah menunjukkan
sebuah bentuk gambar
Dengan demikian dari kedua jenis sketsa tersebut
terdapat dua sisi kegunaan. Keseluruhan bidang yang terdapat dalam seni rupa,
baik itu berupa seni murni ( finet art) lukis, patung dan seni grafis, atau
seni terdapat (applied art) kriya/kerajinan, desian grafis, desian
interior-eksterior, arsitek bahkan sampai kepada perancangan busana dan
teknologi modern tidak dapat lepas dari suatu kegiatan perancangan visual.
Sketsa merupakan suatu pilihan
yang paling tepat. Sketsa di sini merupakan rancangan pendahuluan yang kasar
dari sebuah karya lukis, kriya, busana, arsitek dan sebagainya. Berikut adalah
beberapa fungsi sketsa.
a.
Seni
Murni
·
Sebagai Media Studi
·
Sketsa sebagai media ekspresi
untuk mengungkapkan ide dan perasaan.
·
Berfungsi sebagai seni patung.
Sketsa pada seni patung banyak diterapkan dalam sebuah perancangan pembuatan
patung.
b.
Seni
Terapan
Sketsa berfungsi dalam
seni terapan sebagai
media perancanngan awal
sebelum
diwujudkan dalam bentuk gambar bekerja secara
lengkap. Gambar sketsa tersebut dijadikan sebagai suatu sarana eksplorasi dan
sekliagus sebagai komunikasi awal dalam perancang (yang menggambar) atau orang
lain, baik itu pemesan maupun juga orang yang akan dipercaya sebagai suatu
pelaksana untuk merealisasikan produknya. Dengan demikian, pengerjaan suatu
produk akan dapat lebih mudah dipahami pelaksanaannya, dicermati sketsa yang
dilengkapi dengan gambar kerja disertai notasinya.
c. Busana
Sketsa
juga dapat dimanfaatkan oleh para perancang busana. Mereka melakukan eksplorasi
sketsa beberapa kali dalam mendapatkan sebuah rancangan yang dapat memuaskan
selera pemakainya. Dalam bidang perencanaan adi busana atau fashion sketsa
umumyna didominasi unsur garis. Garis tersebut berfungsi untuk membentuk desain
busana secara global, potongan, serta draperi kain. Setelah ada sketsa yang
terpilih kemudian dibuat berupa pola-pola busana.
d.
Arsitek
Perancangan awal sebuah
bangunan yang dimanfaatkan
sketsa sebagai media
eksplorasi.
e.
Teknologi
Pemanfaatan media sketsa dapat berfungsi untuk perancangan suatu produk.
f.
Ilmu
Pengetahuan
Sktesa juga memiliki manfaat yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
Sketsa berfungsi
sebagai
alat bantu dalam penelitian ilmiah.
g.
Pendidikan
Seorang pengajar, ketika tidak menunjukkan suatu benda yang sebenarnya
sebagai
model pembelajaran, dapat menunjukkan gambar atau
foto dari benda-benda tersebut. Namun cara seperti demikian membutuhkan waktu
dan biaya yang lebih banyak. Oleh karena itu, menggunakan media sketsa,
merupakan alternatif yang efektif dan juga efisien dalam suatu proses
pembelajaran, karen dapat dibuat oleh pengajar sendiri secara langsung dan juga
cepat. Pengajar ketika membuat sketsa sekaligus dapat langsung menjalaskan
materi ajar yang divisualkan dalam bentuk sketsa.
Contoh sketsa rumah |
a.
Arsir
Merupakan salah satu teknik dalam membuat sebuah sketsa dengan cara
mengarsir dengan sebuah garis-garis murni saja.
b.
Dussel
Merupakan suatu teknik dalam hal
pembuatan sketsa yang hampir juga sama dengan teknik arsir, namun pada teknik
ini pada garis-garisnya diperhalus lagi sehingga terlihat samar-samar.
c.
Teknik
Pointilis
Teknik pointilis ialah suatu
teknik dengan menggunakan beberapa titik-titik. Titik-titik yang dapat
digabungkan ini dapat menghasilkan sebuah bidang serta bentuk dengan pola gelap
dan terang.
5. Aturan Membuat Sketsa
Membuat Kerangka Gambar, diantaranya terdiri dari
sebuah garis vertikal, garis horizontal, dan garis lengkungan.
a.
Membuat Garis Sekunder, misalnya
seperti dapat membuat suatu kerangka persegi atau lingkaran secara tipis.
b.
Menebalkan Garis pada Sketsa,
jika memang sudah tepat sesuai dengan suatu keinginannya.
Komentar
Posting Komentar